Jumat, 07 Agustus 2015

Intermezo II

Mendapat gelar sahabat paling loyal membuatku teringat kalimat pak Mario yang mengatakan bahwa untuk mengenal banyak orang kita memang tidak perlu memilih. Tapi untuk berteman atau bersahabat, kita harus pilih-pilih. Yang berjiwa benar-benar teman dan membuat kita nyaman untuk berteman dengannya. Kemudian saya juga teringat akan kejadian beberapa tahun yang lalu.
Ketika itu small meeting dengan 3 orang teman baru. 3 orang teman dengan karakter yang hampir sama. Yang pertama memang dapat menjadi teman yang kita butuhkan. Selalu mendengarkan dan menjadi sosok yang selalu ada saat pelukannya dibutuhkan. Hanya saja sedikit sombong. Kita sebut dia si A. Kemudian yang kedua, si B. Jenius, nyentrik dan layaknya para jeniuser lainnya, sedikit berpikiran aneh (menurut orang normal). Dan si C. Dari awal kenal, saya memiliki pandangan dia agak susah bergaul. Benar saja. Dengan nada-nada bicaranya yang kaku, dia juga tidak terlalu memiliki banyak teman. Semakin kenal, semakin terlihat bahwa dia tidak dapat bersikap apa adanya. Contoh kecil saja. Karena sudah menerapkan image tomboy, suatu hari saya dengan yakin melihatnya memakai lipgloss. Menurut saya sih wajar. Banyak cowok-cowok yang memakai lipglos. Tapi dengan gaya canda saya, sambil menggodanya saya berkata, wah ada kemajuan nih, kamu pakai lipgloss ya? :)
Saya berharap dia menjawab dengan apa adanya: iya nih. bibirku kering. Tapi dengan wajah ragu dia menjawab, ga tuh.
Okee maaf.
Mengaku programer pintar yang bahkan diminta menjadi dosen salah satu institut ternama, tapi tiap komputernya trouble selalu minta bantuan orang lain dengan alasan malas utak atik. Bukannya jiwa programer adalah otak atik ya? :D

Kembali ke small meeting. Si B bertanya ke saya: 'jika ada temanmu sedang mabuk dan kencing ditempat, apa kamu akan mencebokinya?'
Well, saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri, yang tentunya melihat sikon saat itu. Karena saya juga bingung menceboki ini dalam arti yang bagaimana? Jadi saya jawab: 'ga ah. jijik'
'lha kalo suamimu sakit masa' kamu jg ga mau?'
saya: 'iiiih.... jijiiiik...'
Nyatanya, saat ini saya sering menceboki suami saya saat saya melihatnya mandi dan kurang bersih menurut saya ;)
Dari jawaban saya itu, sampai sekarang saya di cap sebagai teman yang tidak loyal. Bahkan ucapan ultah ke saya pun: semoga kamu semakin loyal pada temanmu. hahaha.... baru berapa hari anda menjadi teman saya, sudah berkata begitu.
Dan saat pertanyaan itu dilontarkan ke teman C, dia dengan wajah ragu menjawab:
'ya pasti saya akan ceboki'
tapi saya melihat ekspresi ingin eksis di wajahnya. Akhirnya mereka menganggap bahwa si C ini lebih loyal. Okeeee. Tidak masalah. Karena bagi saya bukan sekedar jawaban yang kita nilai, namun tindakannya.

Apa yang terjadi sekarang?
Bulan lalu saya mendapat cerita bahwa saat si C sedang piknik bersama teman-teman. Ada yang sakit disana bahkan sampai muntah-muntah. Si C tidak mau menolong bahkan merawat dengan alasan takut ketularan.
Kalau saya, dalam keadaan seperti itu, apapun yang terjadi saya pasti akan menolong teman saya.
Kemudian piknik kedua, si C juga tidak mau toleransi tempat duduk mobil karena dia sudah merasa nyaman. Yach... teman yang lain juga capek dan butuh kenyamanan juga kan :)

Saat ini, setelah bertahun-tahun mengenal si C. Kesimpulan saya adalah saya tidak akan cocok berteman dengan dia. Sudah saya coba berkali-kali untuk dekat dengan dia tapi benar. Saya tidak dapat mengikuti gayanya. Yang terutama saat dia tidak dapat menjadi orang yang apa adanya dan selalu mengeluh ini itu tanpa mempedulikan orang lain. Survey sekitar mengatkan bahwa pembawaan anak ini sangat tidak menyenangkan. Baiklah... Saya memang tidak cocok dengan anda.

Terkadang saya juga menyalahkan diri sendiri. Biasanya seburuk apapun peringai teman saya, baik itu yang temperamen maupun yang sangat egois, atau yang sangat pendiam, saya masih dapat berteman baik sampai sekarang. Tapi khusus yang ini, kenapa tidak bisa. Berarti saya memang tidak mampu menjangkau dunia para nyentrikers :D

Overall, maafkan saya teman. Setidaknya kamu bahagia dengan para teman-teman yang mengerti kamu dan semoga awet. Saya tidak memintamu berubah lebih dewasa, karena mungkin begitulah dirimu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar